December 02, 2007

Tangkuban Perahu







Disela-sela kebosanan di Bandung, kita sering menghabiskan waktu untuk hal-hal yang datar seperti makan, nonton, dll.(Haaaaaah) Pada hari itu kita mencoba mencari tempat yang menarik tapi tidak terlalu jauh dari bandung. Ahirnya kita menuju ke arah lembang tepatnya menuju gunung tangkuban perahu. Perjalanan ditempuh kira-kira 1 jam dari Bandung.

Sesampai disana kita harus melewati loket, dihitung per mobil sekitar 50ribuan. Karena langit sudah lumayan gelap kita mendapatkan harga lebih murah dari harga normal. Setelah melewati loket, kita di suguhkan dengan pemandangan hutan pinus walaupun jalanan tidak terlalu bagus, karena banyak aspal yang tergerus tapi kita harus jalan terus.(ryhmes hahaha) Walaupun kita belum benar-benar sampai di kawahnya, bau belerang sudah dapat tercium tajam.  Setelah itu kita langsung disambut keindahan pemandangan kawah gunung tangkuban perahu yang sesekali mengeluarkan asap putih.  Sambil berfoto-foto ada beberapa penjual kerajinan yang menawarkan souvenir yang berbeda, seperti tas yang terbuat dari bulu kelinci. Dan jangan takut kelaparan karena disini ada tempat makan yang menghadap langsung ke kawah gunung tangkuban perahu.
Sayangnya kita tidak memiliki waktu yang lama  karena matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Perjalanan singkat ini diahiri dengan pemandangan matahari terbenam yang tertutup oleh asap tipis  dan cukup untuk melupakan kepenatan akan kota bandung yang macet dan membosankan. Tempat wisata ini kadang dianggap sebelah mata karena memang terlihat kurang terawat. Tapi jika hanya memiliki waktu dan dana yang terbatas tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk melihat keindahan gunung yang diakui oleh UNESCO.




November 06, 2007

Cirebon-Yogyakarta-Solo


Indonesia terlalu kaya akan kebudayaan dan sumber daya alam. Sayangnya kekayaan tersebut tidak dibarengi dengan pengelolaan yang baik. Sehingga kita hanya bisa berharap agar kesejahteraan merata untuk seluruh rakyat Indonesia, atau itu hanya sebatas angan-angan? Yang jelas dalam perjalanan ini saya melihat bagaimana kehidupan petani di Negeri ini dan membayangkan betapa kaya raya mereka seharusnya dilihat dari kontribusi nya terhadap negara ini. 
Petani selalu dikorbankan. Demi nama baik pemerintah, mereka rela harga beras/gabah tidak pernah naik atau biasa disebut pemerintah stabil, bahkan selalu ditekan turun. Padahal harga pupuk serta bibit terus melonjak naik. Apa pernah mereka mengeluh? Mereka berbahagia selalu dalam kemiskinan. Siapa yang peduli??

October 20, 2007

PAPUA





Papua, nama yang tidak asing di telinga kita. Tetapi kebanyakan dari kita hanya tau nama, tetapi tidak terlalu mengenalnya. Tidak banyak orang Indonesia yang memilih berlibur kesini, karena harga tiketnya yang hampir sama menuju  Australia atau mungkin tinggal menambah beberapa juta sudah dapat berlibur ke Eropa. Jika pemerintah memang serius memajukan pariwisata di Indonesia, seharusnya mereka berfikir untuk menetapkan harga yang rasional untuk menuju kesani atau paling tidak serius untuk mempromosikan papua sebagai objek wisata sehingga dengan sendirinya akan banyak penerbangan menuju kesini.


                Kota pertama yang saya kunjungi adalah manokwari.  Disini banyak sekali pantai yang belum terjamah dan banyak hal-hal unik yang belum tentu ada ditempat lain seperti ada orang yang bisa memanggil ikan-ikan sehingga kita bisa melihat ikan-ikan tersebut dari pinggir pantai. Air yang jernih dan pasir putih merupakan pemandangan di semua pantai yang saya kunjungi, jadi tidak perlu jauh-jauh untuk sekedar snorkling. Trekking ke dalam hutan untuk sekedar melihat manokwari dari atas atau melihat beragam spesies kupu-kupu juga dapat dijadikan pilihan menarik. Kekurangannya mungkin hanya pada alat transportasi yang kurang menjangkau ke semua tempat. Pada sore hari juga saya menyempatkan untuk pergi melihat burung-burung khas papua seperti burung kasuari yang pada sore hari balik ke dalam hutan. Perjalanan menuju kesana menyusuri pantai yang membentang luas langsung menghadap ke samudra pasifik.






                Perjalanan dilanjutkan ke Jayapura. Waktu saya tidak banyak disini tetapi cukup untuk melihat keindahan danau sentani. Disini terdapat monumen McArthur, karena dulunya ditempat ini McArthur sempat mendirikan Markas Besar Umum Daerah Pasifik Baratdaya. Dari sini anda dapat menikmati keindahan danau sentani secara keseluruhan. Begitu hebatnya Papua jika dilihat dari sejarah, McArthur saja menjadikan tempat ini sebagai Markas Besar sebelum melakukan penyerangan ke Philipina. Sampai sekarang pun papua juga masih menunjukkan kehebatannya karena masih menjadi rebutan bangsa-bangsa asing, tentu saja sekarang kepentingan nya berbeda yaitu mengeksplorasi kekayaan alam yang terdapat di bawah tanah papua. Saya juga menyempatkan berkunjung ke pasar ikan, disini anda dapat membeli ikan asap yang segar dan murah. Jika saja dikemas lebih bagus, mungkin keuntungan yang didapat oleh putra-putri daerah akan lebih atau bahkan dapat di ekspor.





                Kebudayaan di Indonesia sangatlah beragam, setiap daerah pasti mempunyai keunikan tersendiri. Salah satu cerita-cerita yang unik di Papua yang saya dapat seperti  janganlah sekali-kali menabrak babi disini. Karena biaya ganti rugi yang harus kita keluarkan sangatlah besar, bila babi tersebut ternyata betina, kita juga harus menghitung biaya jikalau suatu hari babi itu memiliki anak atau jika babi yang tertabrak tersebut sedang hamil, maka kita harus mengganti  termasuk anak-anak babi tersebut walaupun belum lahir. Atau cerita lain seperti, jika kita membeli tanah di Papua bukan berarti kita juga sudah membeli pohon-pohon yang berdiri di atas tanah tersebut. Karena itu terpisah, dan jika kita tidak membelinya maka pemilik sebelumnya masih bisa mengambil hasil dari pohon-pohon tersebut.

                Berkeliling di negeri  sendiri adalah hal yang berbeda dengan pergi ke negeri orang. Ada rasa yang selalu bertambah jika kita berkeliling di negeri sendiri yaitu rasa cinta terhadap negeri ini. Dengan melihat langsung kenyataan yang ada, dengan sendirinya akan timbul rasa memiliki dan niat untuk turut serta membangun negara ini menjadi negara yang hebat. Masih banyak anak bangsa yang berada diluar negeri dan lupa dari mana mereka berasal, bangsa Indonesia tetapi mereka tidak mengenal bahasa ibu mereka sendiri, dan sebagian lebih memilih untuk mengikuti budaya barat karena mereka tidak pernah mengetahui sejarah kemerdekaan bangsa mereka sendiri.


                Papua merupakan bagian dari negeri ini yang sangat kaya tetapi masih tertinggal. Jangan sampai kekayaan di Papua hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu di pusat yang mungkin saja belum pernah sekalipun menginjakkan kakinya di sini, apalagi sampai dikuasai oleh pihak asing. Atau memang itu kenyataannya?

August 22, 2007

Ciwidey


Ciwidey,kabupaten bandung, jawa barat, menyimpan banyak pemandangan yang sangat alami.Perjalanan kesana memakan waktu 2 jam dari bandung jika menggunakan mobil. Dari arah bandung memasuki tol menuju ke arah kopo, keluar tol kopo dan belok kekanan lalu kita akan dipandu petunjuk jalan yang lumayan jelas untuk membawa sampai ketempat tujuan. Anda dapat menikmati pemandangan kebun strawberry di sepanjang jalan menuju objek wisata yang pertama, kawah putih.

Waktu paling indah mengunjungi kawah putih adalah sebelum jam 10.30 pagi atau setelah jam 2,dimana langit masih terlihat bersih dan matahari belum bersinar terik. sebelum masuk kita harus melewati sebuah gerbang besar dan membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000/orang. Apabila anda menggunakan kendaraan pribadi, anda harus membayar Rp. 5.000/mobil. Lain halnya apabila menggunakan bus, bus hanya dapat diparkir dibawah dan keatas kawah menyewa kendaraan yang telah disediakan. Pagi ini sedikit sepi, menuju jalan ke kawah putih yang kecil berkelok kelok dan sedikit rusak. Dikelilingi oleh hutan dengan aneka ragam species hutan hujan tropis hingga sulit ditembus oleh cahaya matahari.
Air danau yang warnanya berubah-rubah merupakan keunikan tersendiri dari kawah putih. Terkadang juga diselimuti oleh asap tebal diatas permukaan kawah. Pemandangan yang indah dan sunyi di kawah putih tidak akan membuat anda bosan untuk terus berjalan jalan berkeliling mengitari area seluas 25hektar.
Dekat dari kawah putih ada 1 lagi objek wisata yang juga menarik yaitu situ patenggang. Perkebunan seluas 15o hektar ini kurang terawat, sampah dimana mana menunjukkan kurangnya kesadaran orang untuk membuang sampah pada tempatnya. Tetapi pemandangan kebun teh yang luas dan danau, cukup untuk menebus kekecewaan saya. Anda bisa menyewa perahu untuk berkeliling danau atau menaiki bebek”an dengan harga yang sangat terjangkau. Tertarik? Jika bosan dengan liburan ke Bandung yang slalu ramai, objek wisata di ciwidey bisa menjadi alternatif yang tidak kalah menarik.



July 03, 2007

Pulau Bidadari


Pulau Bidadari merupakan salah satu pulau dari kepulauan seribu yang jaraknya paling dekat dari jakarta. Kita berangkat dari ancol, menggunakan paket yang telah disediakan disana. Sekitar Rp 400rb/orang untuk menyeberang ke Pulau Bidadari pulang pergi termasuk makan siang. Perjalanan sekitar 45menit...


Sesampai disana rencana untuk melihat pantai yang bersih dengan air yang jernih tinggal harapan, mungkin karena pulau ini masih terlalu dekat dengan jakarta jadi banyak sampah? Tapi kita tetap berusaha untuk mewujudkan hal tersebut.. ahirnya kita menyewa kapal nelayan untuk menyeberang ke pulau terdekat, Pulau Kelor...
Pulau kecil tidak berpenghuni ini cukup menghibur kami dengan kejernihan airnya. Ada sebuah benteng peninggalan Belanda, membuat kami bersemangat untuk foto-foto yang merupakan tujuan awal kami. Kegiatan kami sempat terhambat oleh oknum pemprov DKI yang merasa bahwa untuk foto-foto harus ada izin, padahal seharusnya kami sudah mendapat izin dari dinas pariwisata tetapi katanya berbeda instansi. Jadi hanya untuk foto-foto haruskah kami mendapat  izin dari semua instansi? Seperti inikah Indonesia?



Setelah puas mengambil gambar kami balik ke Pulau Bidadari dan mengitari Pulau sambil menunggu matahari terbenam. Kita bisa menyewa sepeda untuk mengitari pulau.. Disini juga banyak biawak yang dapat kita jumpai setiap kali berjalan.. Perjalan singkat seharian ini cukup menyenangkan sampai  tidak terasa langit sudah gelap. Memaksa kita harus kembali ke jakarta untuk melanjutkan perjalanan-perjalanan berikutnya...